Salah satu bagian terpenting jadi wartawan yg baik, bisa dibilang: harus paham arah mata angin dalam sebuah ruang. Memahami arah mata angin adalah satu bagian memahami posisi dan kemampuan membayangkan sebuah bidang atau ruang (a space). Jadi, jika ada wartawan gak bisa membayangkan sebuah ruang yg dikisi oleh arah mata angin ditiap ujungnya, maka jelas dia punya masalah besar. Bisa kebayang, jika menulis naskah berita apa gak salah jika menghadapi topik liputan lapangan yg membutuhkan pemahaman arah mata angin?
Ambil contoh kasus misal begini, ada pesawat jatuh di airport 'Anu". Landasan pacu itu membentang dari Utara kearah Selatan. Ketika pesawat meluncur turun di landasan pacu sisi Utara, mendadak ditengah runway ban pecah sehingga membuat pesawat terbanting kesisi kanan sayap pesawat. Nah sekarang ditanya kebalik, sisi kanan sayap pesawat lantas membuat moncong pesawat itu berbelok mengarah kemana? Barat atau Timur dari landasan pacu? Hal sepele seperti ini sangat penting dalam menulis berita. Pemahaman atas ruang dan arah yg baik juga membantu dia untuk segera tanggap apakah soal kelanjutannya, misal saja, disisi Barat airport terbentang padang rumput, sedangkan sisi Timur landasan pacu itu ada kuburan warga desa setempat. Dari sini bisa ketebak, apakah pesawat itu bisa sliding dengan mulus (jika ke Barat moncongnya) atau justru jadi berantakan karena menerjang pemakaman umum desa apabila meluncur ke Timur.
Salah membuat berita itu satu hal yg memalukan. Malu sebagai pekerja pro gak teliti, dan malu karena jadinya gak kredibel dimata pemirsa atau pembacanya karena bisa dicap menipu. Media massa memang sensitif dengan soal kredibilitas, jika dianggap ngawur (dan ini cuma gara gara sepele saja), maka habis sudah image positif media tsb. *** hsgautama.blogspot.com
http://hsgautama.blogspot.com/search/label/A-SALE
Kenapa sih banyak bener yg suka sama tulisan ini? Apa karena banyak yg buta arah mata angin?
ReplyDelete:-D