Konon jika saat mudik hari lebaran tiba, penduduk Jakarta mendadak kehilangan 8 juta penduduknya. Semuanya pergi keluar kota, pulkam alias pulang kampung. Membayangkan betapa besarnya jumlah itu, iseng iseng berpikir berapa banyak jumlah pekerja kantoran disini yang sebetulnya adalah pendatang dari luar Jakarta? Lantas berapa persen dari jumlah itu yang tinggal di Jakarta dengan ngekost?
Dikantor saya lantai 3, divisi news transtv, hampir separuh crew disini diisi oleh pekerja muda yg berasal dari daerah luar Jakarta. Mereka berdatangan dari daerah di Jawa Barat, Jateng, Jatim, Sumatra, Bali, dstnya. Sebagai anak daerah yg belum punya rumah tapi justru mencari makan di Jakarta yg segalanya lebih mahal, maka pilihan ngekost termasuk alasan masuk akal. Wilayah dibelakang kantor transtv yakni sekitar Tegal Parang, Mampang, hingga ke Kemang adalah wilayah kost mereka. Bertebaran dibeberapa titik. Tapi rata rata memang tidak jauh dari sini.
Kost pada umumnya memang tidak jauh dari kantor tempat bekerja. Jika ngekost atau ngontrak rumah tapi tinggalnya jauh sekali, maka itu justru gak efisien karena pasti habis waktu dijalan dan tentu saja menghabiskan ongkos transportasi dll. Hampir seluruh pekerja nge kost di Jakarta, menempati rumah penduduk yg ada disekitar kantornya mencari nafkah. Tidak jauh, kalau bisa malahan sedekat mungkin.
Masalahnya sekarang, tidak selalu rumah kost dan gedung kantor berjarak sangat dekat. Bahkan ada yg sejauh 1 atau 4 kilometer, lebih dan kurang. Ini artinya dipakai naik bajaj atau metromini, ojek, jelas makan ongkos. Tapi jika setiap hari pulang pergi dengan jalan kakipun rasanya “mayan” bikin pegel otot kaki. Buat perempuan, yg suka pakai hak tinggi, jarak tempuh 2 kiloan rasanya spt neraka.
Sadar bahwa jalan kaki bukan pilihan ideal untuk pulang pergi, dan naik bajaj pun malahan bikin uang keluar terus. Maka membeli sepeda genjot untuk dipakai pulang pergi ngantor adalah salah satu pilihan masuk akal. Rumah kost mereka yg letaknya dikampung tetangga, dapat dilalui melewati jalan tikus dan gang hingga sampai didepan kantor. Artinya, memotong jalan raya bisa dihindari jika memang tdk perlu. Gang kecilpun bisa dilewati sepeda.
Saya termasuk getol menyarankan “geng anak kost” dikantor supaya membeli sepeda saja. Alasan paling masuk akal adalah sepeda bisa menghemat 15 ribu rupiah tiap hari untuk ongkos ojek atau bajaj. Atau, daripada capek jalan kaki, naik sepeda justru lebih efisien demi waktu dan jarak tempuh. Jika 1 kilometer ditempuh jalan kaki santai menghabiskan waktu 8 menit. Maka dengan sepeda, bisa cuma separuhnya saja. Ini artinya jelas sepeda lebih menguntungkan. Selain hemat, juga lebih sehat. Lebih dari itu, di Transtv, naik sepeda adalah bukan hal ajaib. Disini sepeda masuk tidak dibentak Satpam, didorong melewati ruang dalam pun tidak dimarahi, digotong melewati tangga juga bisa, bahkan disediakan pula tempat parkirnya. Dibanyak lantai juga tersedia kamar mandi dan shower. Kurang apalagi dong, “kemewahan” buat pesepeda aktif dilingkungan kantor saya termasuk “top markotop”. *** hsgautama.blogspot.com
http://hsgautama.blogspot.com/search/label/A-SALE
No comments:
Post a Comment
PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.