Aneh, kenapa tidak boleh pakai lampu kilat di Museum dan eksibisi seni?

Bermula dari omelan seorang fotojurnalis junior yang dilarang memotret pakai flashlight didalam museum, lantas tulisan ini iseng dibuat untuk menjelaskan asal usul larangan aneh itu. Ada beberapa jawaban ngawur yang berusaha sok tau menjelaskan kenapa dilarang pakai flashlight di museum, atau untuk crew TV dilarang pakai lampu flood light keras didalam museum dan pameran seni. Satu hal yang perlu dicatat, di museum Louvre Paris, disana pengunjung bebas pakai flashlight dimanapun didalam ruang eksebisi seni. Logikanya sederhana kok, jika Louvre mengijinkan karena pertimbangan teknikal maka harusnya semua museum diseluruh dunia mengijinkan juga pakai flashlight, termasuk diJakarta.

Jawaban ngawur itu antara lain:
* Benda seni tua ada jin nya, nanti kaget dia kena lampu kilat.
* Museum punya beberapa item masterpiece karena tidak ada duanya didunia, hanya ada disitu, maka dilarang difoto supaya gak dibuat replikanya.
* Jaman era masih pakai film roll jadoel celluloid 135 mm, peredaran film hanya ASA 100 dan 400, artinya untuk memotret didalam museum dengan cahaya remang remang butuh flashlight kuat. Amatir akan susah
memotret dengan handheld saja. Jadi kalo ada yg diem diem moto akan ketahuan karena flashlight menyala. Beda jaman sekarang diera foto dgitall dimana kamera sudah dilengkapi anti blur atau anti shake, dan kekuatan ASA film sudah sampai 18.000.
* Khusus crew TV, jika pakai lampu tipe flood light dengan kekuatan 800 watt atau lebih tinggi lagi 2000 watt maka kekuatan dan panas lampu yang terlalu dekat dengan karya seni itu akan membuatnya jadi rusak

Jawaban yang masuk akal adl:
* Jika menjemur pakaian dicahaya matahari selama 2 tahun diluar, maka akan terjadi perubahan warna pakaian menjadi memudar. Efek sinar UV mempengaruhi perubahan warna dan kualitas bahan pakaian itu. Karena itu dilarang pakai sumber cahaya keras didalam museum sekalipun tidak dijelaskan seberapa besar nilai ukur cahaya yg diinjinkan museum 2watt, 5watt, 10watt, 100watt, atau seberapa besar suhu Calvin cahayanya?
* Larangan pakai flashlight dimulai dijaman sangat jadoel yakni ketika fotografi masih memakai letupan dari bubuk kimia di gun stick flash powder, meledak mengeluarkan cahaya sangat terang. Ledakan dan percikan api itu berbahaya buat benda seni dan bisa membakar gedung. Tapi dijaman ini kan beda jauh flashlightnya, lebih aman, dan ada Guide Number jelas sesuai speks industrinya.
* Tahun 1995 National Gallery membuat eksperimen jika lampu flashfligh  ratusan kali ditembakan kesatu obyek maka akan merubah pigment warna. Sejak saat itu tampaknya ada larangan memakai lampukilat didalam museum dan juga merubah cara pandang tata letak lampu didalam museum. Sayang tidak dijelaskan bahwa cahaya dengan skala kekuatan spt apa yang aman atau yang dapat merusak, semuanya dipukul rata saja alias main aman saja dan gak mau pusing.

Sebagai penutup perlu dikatakan bahwa dijaman ini semua orang bersikap kritis dengan aturan karena kaum urban adalah masayarakat terdidik. Petugas museum harus memberi jawaban teknis masuk akal kepada pengunjung bukan cuma melarang tapi gak bisa menjawab jika ditanya. Banyak pengunjung museum gak suka dilarang memotret dengan flashlight, wong lagi wisata kok dilarang. Di kebun binatang masuk akal jika dilarang karena bisa membuat hewan buas menjadi beringas jika kaget kena flashlight, tapi dimuseum kenapa dilarang? Harus dijelaskan oleh otoritas museum demi kenyamanan pengunjung **** hsgautama.blogspot.com

Sumber:
http://people.ds.cam.ac.uk/mhe1000/musphoto/flashphoto2.htm
http://www.imaging-resource.com/news/2012/07/19/does-flash-photography-really-damage-art-the-persistence-of-a-myth
http://www.reddit.com/r/askscience/comments/12bxwl/to_what_degree_and_how_does_flash_photography/

Foto dari sini sumbernya.