Siaran VOA dilangit negeri ini

Voice of America atau dikenal dengan nama VOA bisa jadi tidak dikenal amat oleh penduduk Indonesia dalam 10 tahun lalu. Jika dibandingkan misal dengan siaran radio BBC Indonesia, atau siaran ABC radio Australia, maka VOA bisa dikatakan kalah populer. Apalagi dijaman represif Soeharto dimana nyaris semua berita yg dikategorikan sensitif menyerang pemerintah dan keluarganya gak bakalan bisa dilihat dimedia lokal, maka penduduk Indonesia akan memasang kuping untuk mencari siaran berita radio dari ABC Australia atau BBC radio.  "Bentuk muka" VOA dijaman dulu mungkin hanya bisa dilihat dalam bentuk majalah atau bahan cetakan yg resmi dikeluarkan oleh kedutaan mereka.  Jadi jika kalian waktu itu rajin ikut acara kebudayaan yg melibatkan kedutaan AS, maka kalian akan mendapatkan gratis majalah cetakan VOA.

VOA sebetulnya bukan barang baru. Dia sudah mulai eksis sejak tahun 1942, VOA merupakan corong pemerintah Amerika untuk menyiarkan content multimedia berupa berita hardnews dan features, informasi, kultural,  dan edukasi dalam bentuk foto, teks naskah, radio dan siaran TV. Diwebsite mereka VOA News English dikatakan bahwa siapa mereka: The Voice of America, which first went on the air in 1942, is a multimedia international broadcasting service funded by the U.S. Government through the Broadcasting Board of Governors. VOA broadcasts approximately 1,500 hours of news, information, educational, and cultural programming every week to an estimated worldwide audience of 125 million people.

Seperti dikatakan disana bahwa VOA adalah lembaga penyiaran multimedia bentukan resmi pemerintah AS, maka jelas isinya adalah menyebarkan kebijakan pemerintah sana secara politis, selain tentu saja sampingan lainnya yakni muatan kultural dan sosial. Sebagian orang yg tidak begitu suka dengan sepak terjang politik Amerika, bisa saja terang terangan menuding lembaga sejenis VOA adalah sebuah lembaga penyiaran dengan misi spesifik dari pemerintah AS. Semua juga tau kan, bagaimana politik luarnegeri AS yg dipandang kelewatan, buat sebagian org mengatakan bgt, tapi juga ada yg enga sih.

Lepas dari isi muatan politis berita VOA yg sangat "ngamrik", sebetulnya secara agresif mereka dalam 7 tahun ini gencar menawarkan produk mereka kemedia lokal, stasiun TV lokal juga ditawari produk mereka. Jadi ada kerjasama penyiaran isi dari VOA untuk direlay secara gratis oleh stasiun TV lokal. Apapun bisa diambil gratis, tanpa bayar. Jadi tidak heran, jika kita lihat siaran TV lokal disini, maka akan terlihat adanya siaran VOA disana. Itu karena tawaran mereka untuk mengambil konten VOA untuk siar ulang. Tawaran ini menggiurkan buat media lokal termasuk TV lokal karena mereka bisa mendapatkan pasokan gratis berita dan semua isinya. Tanpa keluar biaya, gak pusing, semua boleh dipakai.

Mengenyampingkan berita politiknya yg selalu membela kepentingan AS, sebetulnya berita budaya atau featuresnya lumayan baik. Dikerjakan dengan teknis yg tidak mengecewakan, isinya juga sangat beragam. Tampaknya media lokal disini spt stasiun TV lokal lebih menyukai berita features dan kebudayaan karena dipikir lebih aman dari tudingan "menjadi corong amerika" daripada memuat terlalu banyak berita politik. Tapi ada juga stasiun TV yg gencar menyiarkan berita politik dari VOA, sehingga dengan mudah terlihat "warna aslinya" bahwa itu seratus persen sangat AS   Soal setuju atau tidak, pada akhirnya memang dikembalikan kepada tiap orang. Negeri bebas bicara, silahkan bersikap   **** hsgautama.blogspot.com