Apakah handheld metal detector bisa mencegah bom masuk kesebuah lokasi?
Pertanyaan ini perlu diajukan oleh setiap orang mengingat ini menyangkut keselamatan tiap orang dinegeri ini. Ditiap super mall hingga perkantoran, terlihat jelas bahwa alat ini dipegang oleh setiap pegawai security didepan pintu masuk. Sehingga, menjadi pemandangan jamak saat ini apabila, pengunjung atau tamu harus melewati metal detector baik berupa handheld devices, hingga bentuk AMD (archway metal detector, atau dikenal dg: walk through metal detector). Pengunjung akan di scanning memakai alat ini satu demi satu. Dan faktanya, tetap saja bom lolos masuk ditanam dan meledak, diujung cerita kita semua melihat deretan gambar tragis tentang korban bom dan akibat dari ledakan tersebut. Wajar rasanya, jika kita perlu kritis bertanya, kok sudah pakai metal detector juga masih luput? Salahnya dimana?
Metal detector tipe AMD mempunyai sensitifitas dan respon yg berbeda atas dasar setting manual yg dilakukan ketika pemasangan yakni dalam skala rendah, medium, atau high sensitive. Bahkan, terjadi pula bahwa sensitifitasnya tergantung pula bagaimana kecapatan obyeknya berjalan melalui alat ini, atau ukuran dari metal yg dibawa oleh obyeknya. Biasanya, setting terlalu sensitif akan menghasilkan alarm terus berbunyi, dan ini membuat petugas menjadi super sibuk. Medan magnetik disana akan terpicu apapun yg termasuk metal, bahkan metal yg tidak berbahaya spt gesper sabuk, bolpen, resleting, dll juga akan memicu alarm. Hal seperti ini bikin capek petugas, dan setting kemudian diubah menjadi low sensing untuk mencegah alarm berbunyi terus. Enaknya, si petugas tidak terlalu sibuk, tapi jeleknya akan mudah kebobolan barang metal berbahaya ikut masuk.
AMD dibeberapa fasilitas vital biasanya dipasang hyper sensitif, misal masuk keruang airport. Karena sifatnya yg amat sensi, oleh sebab itu semua barang metal harus dilepas dan dipisahkan dalam sebuah keranjang plastik yg melewati XRAY scanner belt (bukan via AMD), misal sabuk, pulpen, jam tangan, hape, dll. Hanya manusia tanpa besi sajalah yg bisa melewati AMD. Apabila masih bunyi juga, barulah manusianya di scann satu persatu memakai alat handheld untuk memastikan dimana letak metal yg membuat alarm terpicu, misal menempel di resleting. Saya sendiri pernah ngalamin AMD terpicu hanya gara gara resleting bahan besi di celana jeans ketika masuk di kantor Sekjen Uni Eropa di Bruxells. Warning di alarm membuat saya harus dipisahkan sendiri dan digeledah satu demi satu atas bawah dengan alat handheld. Edan itu alat sensi amat, barang secuil itu saja bikin alarm menjerit.
Cerita diatas jika dibandingkan disini jelas beda jauh.
Apabila kita lihat petugas security di mall atau kantor, mereka cuma menyodorkan handheld metal detector ketas pengunjung, dan selesai sudah! Gak ada tindakan lebih lanjut. Tidak ada pengecekan tubuh pengunjung, tidak ada tas digeledah satu demi satu. Lucunya, ketika tas discanning tentu akan bunyi karena didalamnya ada hape, pulpen, pisau lipet dll, itu pun didiamkan saja. Padahal alarmnya jelas jelas menjerit "TEEET". Cuek aja, gak ada tuh digeledah satu demi satu. Kata kuncinya satu yg penting: di-geledah. Kalo cuma disodorin alat itu buat apa tanpa penggeledahan?
Mungkin ini memang ciri indonesia banget, rada gaptek dan sembrono.
Dikasih alat bagus, tapi gak tau to do dengan benar. Jika ada kejadian baru sibuk semua, dan jika lewat sebulan maka lupaaaa dan teledor. *** hsgautama.blogspot.com
Pics from here 1 2
No comments:
Post a Comment
PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.