Tips Liburan:
Jalan jalan liburan kesatu tempat, tau tau karena melihat lokasinya asik, lantas memutuskan utk menginap dadakan disatu lokasi yg tidak ada penerangan listriknya, total gelap!
.
Kebingungan tidak ada penerangan memadai karena tidak membawa lampu badai minyak tanah utk menerangi lokasi sekitar saat ngerumpi ramean disitu. Ada warung terdekat tapi tidak jual lampu badai/sentir/teplok. Kalem aja… ada cara murah meriah utk membuat lampu penerangan sederhana dengan bahan seadanya. Selain murah, lampu ini bisa dibuat 15 menit langsung beres!
Pertama carilah wadah tahan api (bukan anti api). Pakai botol bekas yg mungil kecil, misal minuman energy drink spt: hemaviton, krating daeng dst.
Lubangi tutupnya, tekan memakai obeng atau benda tajam hingga membuat lubang secukupnya. Tutup botol minuman energy drink sangat lunak dan dengan mudah dapat dilubangi bahkan dengan memakai bolpen atau obeng
Masukan sumbu kedalam lubang itu, sisakan lidah secukupnya keluar diatas tutup botol dengan ukuran sesuai selera. Jika tidak ada yg jual sumbu kompor atau lampu, bisa ditukar dengan merobek kaos t-shirt, atau memakai sobekan kain lap. Setelah selesai, tuangkan minyak tanah kedalamnya cukup setengah penuh dari tinggi botol (jika tdk ada minyak tanah bisa pakai solar, minyak kelapa murni, dstnya ).
Selesai dengan lampu, kita berpikir, bagaimana jika nanti angin bertiup kencang selama kita ada disana, duduk ditepi sungai misalnya. Acara ngobrol engga asik saja jika lampu setiap dua menit mati tertiup angin.
Carilah pohon pisang yg cukup tua dengan diameter batang tengahnya cukup besar yakni diatas 20cm atau satu jengkal tangan manusia dewasa. Pilih bagian kulit batang yg tidak membusuk coklat tua, buat kupasan dikulit dengan torehan golok melingkar horizontal dibatang pisang. Lebar torehan itu dikira-kira sekitar 20cm atau lebih.
Kupas memutar perlahan dengan kedalaman torehan sesuai selera. Setelah itu buat kupasan vertical utk membelah kulit batang.
Jika kulit luarnya coklat mebusuk, ambil bagian terdalam kulit pisang muda yg berwarna hijau segar dan tipis transparan (menerawang). Semakin cemerlang warna hijaunya, maka semakin transparan kulitnya dan akan mudah sinar lampu minyak tanah itu menembus keluar.
Setelah itu, lepaskan perlahan lahan kulit pisang dari batangnya (hati hati, kulit pisang mudah robek, kita butuh lingkaran sempurna tanpa sobekan). Jika salah masih bisa disambung dengan menusukan satu ruas bamboo kecil atau tusuk gigi.
Setelah selesai, sambungkan dua sisi kulit pisang itu dengan memakai tusuk bamboo atau tusuk gigi (bisa juga pakai stappler atau paper clip).
Masukan lampu yg sudah siap itu kedalam lingkaran kulit pisang itu yg gunanya menjadi seperti kaca semprong penahan angin.
Dan inilah hasilnya.
Lampu ini cocok untuk:
1) Keadaan darurat.
2) Murah dan mudah dibuat dimana saja.
3) Sangat ringan.
Bagi offroader, ultralight backpackers, outdoor mania, cyclist, dll, apalagi yang tidak mau membawa beban tambah berat sekian gram… lampu inilah yg cocok dipakai.
Dibandingkan deretan lampu mahal ditoko outdoor, Jelas lampu super mungil ini lebih ringkas dan mudah diselipkan ditas atau disela2 bagasi, atau baju, serta paling ringan dibawa kemanapun (hilangpun engga usah dipikirin). Opsi ultralight camping yg efektif.
Satu lagi….. pakai lampu ini kesannya romantis lho, hehehe J jika diletakan hingga lima buah mengelilingi tempat kita duduk, rasanya berbeda dan memberi atmosphere yg lain.
**** hsgautama,blogspot.com
http://hsgautama.blogspot.com/search/label/A-SALE
Makasih infonya semoga blognya smakin bermanfaat
ReplyDeleteSama sama, semoga ada manfaatnya
Delete