Sedih banget baca ini, sangat sedih.
Bejat dan bangsat jadi satu untuk germo yg memaksa OU ini jadi pelacur lokalisasi dan sekaligus siapapun dia yang memakai OU ini untuk obyek seks. Bahkan ketika mau diselamatkan pun tidak bisa karena berhadapan dengan beberapa penduduk. gak tau lagi ngelus dada kesintingan hidup macam apa yang ada dikepala pemakai OU ini sebagai teman seks.
Sumber:
http://www.portalkbr.com/nusantara/kalimantan/2874590_4266.html
http://www.merdeka.com/dunia/kisah-pelacur-orangutan-di-rimba-borneo.html
KBR68H, Jakarta – Nama Pony menjadi terkenal di dunia maya dalam beberapa waktu terakhir. Kisahnya yang tragis membuat cerita tentang Pony cepat menyebar di dunia maya. Pony adalah orangutan perempuan yang diambil dari habitatnya dan disimpan di dalam sebuah rumah. Bukan sebagai binatang piaran tetapi sebagai pelacur.
Pony sudah melalui banyak bab yang tragis dalam hidupnya. Kini, dia sudah menjalani program rehabilitasi untuk mengembalikan hidupnya sebagai orangutan. Pony berhasil diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah yang bekerjasama dengan Yayasan BOS dan aparat keamanan lokal dari rumah prostitusi di desa Kareng Pangi, Kalimantan Tengah pada 2003. Ketika itu, Pony baru berusia 6 tahun ketika dikeluarkan dari rumah prostitusi itu.
Di rumah itu, Pony dipekerjakan sebagai seorang prostitusi. Pria yang datang ke rumah itu harus membayar sejumlah uang untuk berhubungan seks dengan Pony. Tidak ada yang tahu sudah berapa lama Pony bekerja di rumah itu. Pemilik rumah prostitusi menolak untuk menyerahkan Pony kepada BKSDA. Di mata pemilik rumah, Pony adalah mesin penghasil uang dan juga sumber keberuntungan. Bukan hal yang mudah untuk bisa membebaskan Pony dari tempat maksiat itu. Siapa pun yang berusaha untuk membawa Pony akan dihadang oleh pasukan warga lokal yang dilengkapi dengan parang, yang akan membela pemilik rumah prostitusi.
Setelah melalui proses yang panjang selama hampir satu tahun, Yayasan BOS dan BKSDA dengan bantuan polisi dan juga tentara berhasil membujuk pemilik rumah untuk menyerahkan Pony kepada Yayasan BOS. Pony datang ke Nyaru Menteng pada 13 Februari 2003. Ketika itu, dia adalah orangutan yang sedih dan dalam kondisi yang menyedihkan. Pemilik rumah protitusi mencukur semua bulu di badan Pony. Bukan itu saja, seluruh badannya juga ditutupi dengan bekas gigitan nyamuk. Dia tidak pernah berhenti menggaruk bekas gigitan nyamuk yang membuat kulit Pony mengalami infeksi.
Di Nyaru Menteng, Pony menerima perawatan yang diperlukannya dan memulai proses rehabilitasi. Setelah tinggal lama dengan manusia dan mendapat perlakukan yang tidak senonoh, bukan hal yang mudah bagi Pony untuk bisa kembali menjadi orangutan yang hidup normal.
Pony sudah menjalani proses yang panjang untuk melupakan masa lalunya dan mendapatkan kembali kehidupannya sebagai orangutan. Dia tinggal di dalam kompleks sosialisasi dengan sesama orangutan perempuan lainnya. Pony juga bergabung dengan Sekolah Hutan. Pada 2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat, dengan tujuan untuk melatih Pony untuk hidup mandiri.
Sayangnya, Pony belum siap dilepas ke alam bebas. Dia belum terbiasa dengan pohon dan memilih untuk bertahan di daratan. Ketika lapar, dia menunggu teknisi untuk memberinya makanan tanpa berupaya untuk mencari sendiri. Tidak seperti orangutan lainnya, Pony tidak pernah mengeksplorasi pulau itu. Perjalanan yang dilakukan Pony hanya terbatas pada menyeberangi sungai kecil di pulau itu untuk meminta makanan ke kamp teknisi.
Melihat hanya sedikit kemajuan yagn dialami Pony, orangutan itu akhirnya dikembalikan lagi ke Nyaru
Menteng. Dengan penuh kesabaran, teknisi di Nyaru Menteng menjaga Pony dan mengajarkannya skill untuk bertahan hidup sehingga bisa hidup di hutan. Dia juga beberapa kali ikut sekolah hutan bersama orangutan yang lebih muda.
Sekarang, di usia 17 tahun, Pony akhirnya mendapatkan kesempatan kedua untuk dilepasliarkan. Paa 29 Juni 2013, bersama dengan tujuh orangutan perempuan lainnya, Pony dilepasliarkan ke pulau Kaja.
Kemampuannya untuk bertahan hidup mulai membaik dibandingkan sebelumnya. Dia sudah bisa membuat sarang dan memperlihatkan perilaku hewan liar. Orangutan perempuan dengan berat 72,1 kg ini menjadi lebih dominan dibandingkan rekan-rekannya. Ketika tinggal di pulau, Pony mendapatkan perawatan spesial dan perhatian dari staf yang mengawasi perkembangannya.
Jalan Pony masih panjang. Paling tidak, Pony sudah bisa kembali ke habitatnya dan tidak lagi dipaksa menjadi pelacur. Pony sudah memiliki tempat tinggal dan juga kehidupan yang baru. (Disarikan dari Nyaru Menteng Communication and Education Coordinator)
Bejat dan bangsat jadi satu untuk germo yg memaksa OU ini jadi pelacur lokalisasi dan sekaligus siapapun dia yang memakai OU ini untuk obyek seks. Bahkan ketika mau diselamatkan pun tidak bisa karena berhadapan dengan beberapa penduduk. gak tau lagi ngelus dada kesintingan hidup macam apa yang ada dikepala pemakai OU ini sebagai teman seks.
Sumber:
http://www.portalkbr.com/nusantara/kalimantan/2874590_4266.html
http://www.merdeka.com/dunia/kisah-pelacur-orangutan-di-rimba-borneo.html
KBR68H, Jakarta – Nama Pony menjadi terkenal di dunia maya dalam beberapa waktu terakhir. Kisahnya yang tragis membuat cerita tentang Pony cepat menyebar di dunia maya. Pony adalah orangutan perempuan yang diambil dari habitatnya dan disimpan di dalam sebuah rumah. Bukan sebagai binatang piaran tetapi sebagai pelacur.
Pony sudah melalui banyak bab yang tragis dalam hidupnya. Kini, dia sudah menjalani program rehabilitasi untuk mengembalikan hidupnya sebagai orangutan. Pony berhasil diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah yang bekerjasama dengan Yayasan BOS dan aparat keamanan lokal dari rumah prostitusi di desa Kareng Pangi, Kalimantan Tengah pada 2003. Ketika itu, Pony baru berusia 6 tahun ketika dikeluarkan dari rumah prostitusi itu.
Di rumah itu, Pony dipekerjakan sebagai seorang prostitusi. Pria yang datang ke rumah itu harus membayar sejumlah uang untuk berhubungan seks dengan Pony. Tidak ada yang tahu sudah berapa lama Pony bekerja di rumah itu. Pemilik rumah prostitusi menolak untuk menyerahkan Pony kepada BKSDA. Di mata pemilik rumah, Pony adalah mesin penghasil uang dan juga sumber keberuntungan. Bukan hal yang mudah untuk bisa membebaskan Pony dari tempat maksiat itu. Siapa pun yang berusaha untuk membawa Pony akan dihadang oleh pasukan warga lokal yang dilengkapi dengan parang, yang akan membela pemilik rumah prostitusi.
Setelah melalui proses yang panjang selama hampir satu tahun, Yayasan BOS dan BKSDA dengan bantuan polisi dan juga tentara berhasil membujuk pemilik rumah untuk menyerahkan Pony kepada Yayasan BOS. Pony datang ke Nyaru Menteng pada 13 Februari 2003. Ketika itu, dia adalah orangutan yang sedih dan dalam kondisi yang menyedihkan. Pemilik rumah protitusi mencukur semua bulu di badan Pony. Bukan itu saja, seluruh badannya juga ditutupi dengan bekas gigitan nyamuk. Dia tidak pernah berhenti menggaruk bekas gigitan nyamuk yang membuat kulit Pony mengalami infeksi.
Di Nyaru Menteng, Pony menerima perawatan yang diperlukannya dan memulai proses rehabilitasi. Setelah tinggal lama dengan manusia dan mendapat perlakukan yang tidak senonoh, bukan hal yang mudah bagi Pony untuk bisa kembali menjadi orangutan yang hidup normal.
Pony sudah menjalani proses yang panjang untuk melupakan masa lalunya dan mendapatkan kembali kehidupannya sebagai orangutan. Dia tinggal di dalam kompleks sosialisasi dengan sesama orangutan perempuan lainnya. Pony juga bergabung dengan Sekolah Hutan. Pada 2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat, dengan tujuan untuk melatih Pony untuk hidup mandiri.
Sayangnya, Pony belum siap dilepas ke alam bebas. Dia belum terbiasa dengan pohon dan memilih untuk bertahan di daratan. Ketika lapar, dia menunggu teknisi untuk memberinya makanan tanpa berupaya untuk mencari sendiri. Tidak seperti orangutan lainnya, Pony tidak pernah mengeksplorasi pulau itu. Perjalanan yang dilakukan Pony hanya terbatas pada menyeberangi sungai kecil di pulau itu untuk meminta makanan ke kamp teknisi.
Melihat hanya sedikit kemajuan yagn dialami Pony, orangutan itu akhirnya dikembalikan lagi ke Nyaru
Menteng. Dengan penuh kesabaran, teknisi di Nyaru Menteng menjaga Pony dan mengajarkannya skill untuk bertahan hidup sehingga bisa hidup di hutan. Dia juga beberapa kali ikut sekolah hutan bersama orangutan yang lebih muda.
Sekarang, di usia 17 tahun, Pony akhirnya mendapatkan kesempatan kedua untuk dilepasliarkan. Paa 29 Juni 2013, bersama dengan tujuh orangutan perempuan lainnya, Pony dilepasliarkan ke pulau Kaja.
Kemampuannya untuk bertahan hidup mulai membaik dibandingkan sebelumnya. Dia sudah bisa membuat sarang dan memperlihatkan perilaku hewan liar. Orangutan perempuan dengan berat 72,1 kg ini menjadi lebih dominan dibandingkan rekan-rekannya. Ketika tinggal di pulau, Pony mendapatkan perawatan spesial dan perhatian dari staf yang mengawasi perkembangannya.
Jalan Pony masih panjang. Paling tidak, Pony sudah bisa kembali ke habitatnya dan tidak lagi dipaksa menjadi pelacur. Pony sudah memiliki tempat tinggal dan juga kehidupan yang baru. (Disarikan dari Nyaru Menteng Communication and Education Coordinator)
No comments:
Post a Comment
PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.