Sepotong kalimat diatas adalah salah satu cuplikan didalam paket program "conspiracy theory" tentang satu teknologi maju bernama HAARP - High Frequency Active Auroral Research Program. Kita bisa simak itu sejak timecode 06.20 yang mengatakan teknologi eksperimen HAARP milik Amerika itu yang sengaja diarahkan kepermukaan laut disekitar Aceh sehingga membuat gelombang tsunami. Hasilnya adalah kematian ribuan orang dan kehancuran besar besaran wilayah disana ditahap yang memilukan mulai dari Aceh dan terus sampai Srilanka. Sebuah teori konspirasi yang mengerikan, ck ck ck.
HAARP adalah teknologi masa depan yang aneh. Gelombang radio ELF waves atau extra low frekwensi HAARP masih dalam tahap eksperimen dibangun instalasi antenanya di Alaska dibawah supervisi AU Amerika. Gelombang dari antena HAARP yang ditembakan ke ionosfere (atau bisa dipantulkan balik kelaut dan daratan) ini dipakai untuk mengendalikan cuaca, membuat kehancuran dibumi atau laut, menghancurkan musuh dari jauh, dan meremukan gelombang otak manusia (bisa membuat halusinasi tak terkendali), dll. Amerika dan siapapun yang terlibat dalam proyek HAARP tentu saja membantah ini. Misal dikatakan oleh penelitinya ketika ditanyakan kenapa penelitian itu melibatkan militer , dan dijawab ngasal saja: yakni karena tempat berdirinya gedung penelitian HAARP dan puluhan antena nya itu adalah tanah milik militer, karena itu wajar militer yang bertanggung jawab disana. Jawaban resmi selama ini menyebutkan bahwa pusat instalasi HAARP yang dipenuhi oleh 180 tower antena adalah hanyalah eksperimen radio belaka, tidak lebih dari itu.
Yang lucu, satu antena saja bisa menghasilkan 10.000 watt tenaga gelombang radio. Jumlah kekuatan yang tidak masuk akal itu. Jadi jika 180 tower antena itu sama sama dinyalakan dan ditembakan ke lapisan
ionosfere dengan kekuatan gabungan sebesar 3,6 juta watt, maka terjadilah situasi lapisan ionosfere akan mendidih dan bereaksi, menggelembung keatas, terjadilah perubahan arus udara dibawah ionesfere akibat menggelembung keatas tsb, maka disitulah lantas perubahan arus cuaca yang kemudian "dijadikan senjata baru" sekaligus proyek ekperimen oleh pemerintah Amerika. Ide ini sebetulnya berangkat dari pemikiran Nikola Tesla, genius fisikawan nyentrik yang sama cerdasnya dengan Einstein. Dan dari manusia satu ini pemerintah Amerika mengembangkan lebih lanjut, dan parahnya bukan cuma mereka saja tapi disebutkan negara lain juga ikut mengembangkan konsep "mengendalikan cuaca" dan "mengontrol otak manusia", sebut saja Rusia, Cina, dll.
So what the fuck all about this?
Simple saja: kalo gua kesel sama PM jepang, ngapain ngirim TNI kesana buat berperang? Hancurkan saja dengan tsunami. Setelah porak poranda, lalu kirimkan ELF waves sekali lagi mengendalikan pikiran masyarakat disana untuk saling bunuh bunuhan. Setelah teror perang sipil 3 bulan antar warga Jepang, barulah kita masuk kesana menguasai negara itu. Simple kan? Gak repot makan biaya, dan gak ada korban blas dipihak kita. Yang kita tidak tahu apakah eksperimen menembakan ELF ke ionesfere tidak akan membuat masalah serius dikemudian hari misal membuat lubang diatas sana? Bumi ini dilindungi oleh ionesfere, dia adalah mantel baju pelindung planet ini, dan ada sebagain kecil manusia iseng diujung dunia sana asik saja membuat lapisan ionesfere mendidih ratusan kali atas nama "aaah gua pengen tahu gimana sih efeknya"?
When people start pretending and playing as a God like this,
then they will get fuck up oneday. It happened before, and it will repeat again and again in the future.
**** hsgautama.blogspot.com
Pics here.
Research program jointly funded by the U.S. Air Force, the U.S. Navy, the University of Alaska, and the Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
http://en.wikipedia.org/wiki/High_Frequency_Active_Auroral_Research_Program
Dicoba cek di Google Map, "HAARP, Gakona, Alaska" sebagian visual petanya disembunyikan:
http://bit.ly/X3X1lk
waw, sy pernah nonton di History Channel, seru juga ya
ReplyDeleteiya om bener, teknologi ini adalah salah satu bahasan teori konspirasi tingkat tinggi
ReplyDelete