Baca Rules Sisi Kiri Dengan Cermat

Baca Rules Sisi Kiri Dengan Cermat

Wednesday, September 5, 2012

Melali Pedidi: Membuat perencanaan trip bersepeda ke Bali.


ABCDE membuat rencana bike trip ke Bali. Apa dan bagaimana persiapan dan perjalanannya, sebuah catatan ringkas untuk membantu siapapun yg ingin membuat bike turing.

Kenapa memilih biketrip atau bikepacking?
Bike trip adalah sebuah perjalanan wisata spt halnya wisata umum lainnya, bedanya seluruh perjalanan dilakukan pakai sepeda. Dengan bersepeda jelas beda dengan wisata disatu tempat lantas jalan kaki sana sini mengitari wilayah tsb. Sepeda mempunyai daya jelajah lebih jauh, dan ini menguntungkan buat kita untuk melihat area tsb lebih jauh, dan lebih luas. Jalan kaki paling banter adalah 7 km saja, dan jika pakai sepeda bisa 4x jarak tsb.  Hal lain yg menguntungkan adalah memakai sepeda kita terbebas dari biaya sewa mobil, sewa motor, beli bensin, bayar tiket tol, biaya tiket kereta atau bis atau taksi. Ongkos transportasi adalah nol besar. Catatan saja, ongkos sewa mobil per hari sekitar Rp.500 rb.

Jenis sepeda dan parts apa yg cocok?
Jenis sepeda apa saja, semua sepeda cocok saja dipakai untuk membuat biketrip. Namun paling aman carilah yg paling kuat kerangka frame nya misal dari alumunium atau hiten steel, sepeda rangka carbon terlalu ringkih buat perjalanan. Kebetulan saya pakai seli atau folding bike (sepeda lipat) untuk bike trip kali ini. Sepeda lipat untuk turing biketrip mempunyai keunggulan dalam portabilitas. Mudah dikemas, dan mudah dipindahkan dari satu kota kekota lainnya, antar pulau, bahkan antar negara. Biketrip kali ini dibawa sepede lipat Bike Friday tipe Pocket Expedition.
Seluruh parts dan komponen juga mendapat perhatian khusus, bahkan ada yg perlu dicoba beberapa kali di Jakarta sebelum dibawa keluar pulau. Alat yg perlu diperhatikan misal, perhatikan seat nya, carilah yg dirasakan paling nyaman buat bokong karena nantinya saya akan jalan selama 9 jam diatas seat sepeda. Perhatikan sistem pengereman, apakah sudah tepat dan bagus semua. Jangan lupa bawa safety scothlite, pompa kecil, lampu, utility tools, obeng tang, spare parts lainnya, tali pengaman, elektronik,  dll. Ban untuk seli dipilih yg rada gambot size 2.0 agar lebih tahan dengan beban bawaan yg lebih berat dan medan yg kasar. Ban kurus rentan dengan kempes.

Mana yg lebih baik: tipe perjalanan yg kuantitatif atau kualitatif?
Ini soal selera dan pilihan pribadi sih. Dikalangan penyuka sepeda touring membaginya atas dua golongan besar. Keduanya sah saja, tidak ada yg benar atau salah disini. Jadi rasanya buang waktu saja apabila perbedaan ini dipertajam dg berdebat sia sia.
Pertama, kelompok yg menyukai biketrip tipe kualitatif. Artinya perjalanan itu gak usah mengejar target kilometer gila gilaan misal sampai 900km atau 1300 km. Jarak yg dipilih sedang saja gak jauh amat, sesuai kemampuan kaki dan ingin menikmati perjalanan sebaik baiknya. Kualitas perjalanan itulah yg dikejar dengan memilih satu area dimana semua obyek destinasi tersedia semua disatu wilayah dan unik menarik. Jarak tempuh katakan cuma 40-100 km aja saja untuk 10 hari perjalanan. Kualitas yg didapat yakni: menikmati wisata kulinernya, menikmati pemandangan alamnya, menikmati kebudayaan setempat, belanja ini itu dipasar terdekat, tidak segan mencoba jalur jalan tikus,  dan menikmati ngobrol dengan orang lokal dengan menyediakan waktu selama trip. Kelompok ini membanggakan hasil perjalanannya yg teliti dan penuh catatan detail setiap lokasi yg didatangi, dan juga meninggalkan banyak teman baru disetiap lokasi tsb.
Kedua, kelompok yg mengatakan bahwa bike trip yg enak adalah kuantitatif yakni mengejar jarak kilometer. Misal saja mengambil rute Jakarta ke Bali selama waktu 10 hari. Maka itu sama artinya setiap hari harus mampu menempuh jarak sejauh 170 km per hari agar tiba di Bali tepat waktunya. Kelompok ini biasanya membanggakan hasil kilometernya dan menjadi bumbu penyedap dalam pergaulan sebagai “hebat bak seorang atlet” dalam bike trip, tapi mereka sama sekali tidak ada catatan detail disetiap lokasi. Kelompok ini hanya mengejar waktu dan kilometer, semuanya cepat berlalu bgt saja disemua lokasi yg dilalui.

Persiapan yg matang dan detail.
Banyak yg lebih suka jalan begitu saja tanpa persiapan, tapi ada sebagian lain perlu juga membuat riset lebih dulu atas lokasi yg perlu didatangi. Rasanya, jika membuat biketrip hanya didalam negeri memang tidak salah langsung tancap gas tanpa pikir panjang, tapi jika dalam perjalanan keluar negeri ada baiknya membuat riset lebih dulu. Riset tsb biasanya adalah soal tiket, curencies, jumlah uang yg dibawa ditangan dan yg disimpan di bank, perijinan/ visa/  passport, peta yg bagus, rute perjalanan kota yg didatangi, obyek wisata disana, toko suplai makan dan minum agar tidak sengsara dijalan, memperhatikan tempat yg tidak ada penduduk, lokasi menginap, ancaman binatang buas, catatan kriminalitas, cuaca setempat, jaringan bank, telpon-internet, kantor perwakilan, rumah sakit sepanjang rute, dll.    Saya suka dengan ketelitian, dan riset yg bagus akan mengurangi resiko kesalahan fatal yg mungkin terjadi. Ada contoh kasus ketika akan membuat riset trip “melali pedidi” ini, saya tahu bahwa di Bali banyak anjing berkeliaran dijalan dan mereka suka mengejar sepeda. Awal tahun ini, Bali sempat terkena serangan rabies serius, 2 orang turis sempat dikabarkan tewas digigit anjing. Sejak itu puluhan anjing liar ditangkap dan dimusnahkan disana jika dia ada gejala rabies.  Riset itu membantu saya lebih waspada dengan isu lokal yg terjadi selama 6 bulan terakhir dilokasi tujuan. Itulah gunanya riset.

http://hsgautama.blogspot.com/search/label/A-SALE

Tas dan rak jenis apa yg dibawa diatas sepeda?
Ini bagian yg penting yakni semua pakaian dan peralatan dibawa bersama diatas sepeda sepanjang perjalanan biketrip. Sepeda harus dipasang rak besi/ alumunium (disebut rak cargo untuk rear panniers/ tas samping, dan juga rak depan/ front pannier) yg bentuknya mirip boncengan biasa. Rak itulah nanti tempat memanggul semua tas yg berisi barang bawaan kita. Untuk trip “melali pedidi” ini, rak cargo sisi belakang yg dipilih adalah buatan Topeak DX Tourist. Keunggulan rak cargo belakang ini adalah desainnya yg lebar dan menyediakan jarak yg cukup jauh dari gerakan ban shg mengurangi resiko gesekan tas bawaan dengan roda. Rak ini juga mempunyai besi pelindung yg menjaga tas jangan sampai tergesek roda. Selain itu Topeak DX tourist sangat ringan, tidak berat. Untuk rak cargo sisi depan adalah produk asli dari Bike Friday (tanpa merk) yg bentuknya simple dengan 2 sekrup masuk di kaki fork depan.
Tas panniernya dipilih brand Topeak Pannier drybag sebanyak 4 buah, pemasangan 2 dirak belakang, dan 2 lagi dirak cargo depan, plus dengan rain coatnya.   Komposisi berat tas berbeda, kedua pannier belakang membawa 80% berat total semua barang bawaan. Keempatnya mempunyai berat total paling ideal berkisar antara 20-30kg saja. Lebih berat dari itu boleh, tapi bakalan menyiksa diri sendiri. Jika nanti dirasakan jadi beban, bisa bisa ditengah jalan ada isi barang bawaan di pannier yg dikirim pulang pakai paket kekota asal.
Rak cargo belakang memang harus membawa pannier yg lebih berat, dan sebaliknya justru pannier depan yg harus lebih ringan (isinya lebih sedikit). Tas yg terpasang di rak cargo depan akan mempengaruhi kelincahan dan stabilitas sepeda ketika memegang setang (steering), semakin berat tas didepan maka semakin susah dikendalikan keseimbangan setang. Demi keamanan, maka ada baiknya pannier depan dibuat ringan.
Selain pannier, ada satu lagi tas kecil yg terpasang di handle bar, tas buatan Topeak juga warna hitam. Tas disetang sepeda itu sangat berguna untuk menyimpan barang yg terus keluar masuk, spt: kamera poket, ipod untuk mendengarkan musik agar tidak jenuh, uang, kartu identitas, dan kacamata. Jangan beri beban tas itu dengan isi terlalu banyak, karena akan mempengaruhi keseimbangan sepeda dan kelincahan kendali setang. Tas handle bar jika terlalu berat juga akan membuat tas menunduk tajam kebawah shg membuat tas itu akan menekan semua untaian kabel rem dan shifting yg akan mempengaruhi kinerjanya.
Peralatan tas pannier Topeak diatas memang tidak murah dan tidak selalu tersedia ditoko  (sayang pilihan selain Topeak juga susah dicari, ah dasar ngen-donesah banget dah).   Opsi lain yg murah ada saja kok, yakni membawa satu tas besar misal bikinan Eiger atau apapun (rug sack), lalu ikat dengan baik diatas rak cargo dibelakang. Cara ini pernah dilakukan dulu ketika jaman masih SMA membuat perjalanan antara Semarang ke Jogja, tas diikat tali rafia, dan hasilnya baik baik saja tuh semua baju dan celana bisa kebawa.

Apa isi pannier dibelakang itu?
Isinya tentu saja dominasi baju dan celana. Bike trip “melali pedidi” ini direncanakan tanpa laundry sama sekali. Jadi jika berhitung singkat, untuk trip selama 10 hari saya harus membawa 15 pakaian satu set plus lainnya, ditambah P3K dan toiletries seperlunya. Semua pakaian tidak ada yg bahannya dari katun dan jeans. Bahan yg dipilih adalah sekelas dengan jersey atau dryfit dan coolmax, yg sangat tipis shg ketika 4 baju digulung barengan akan didapat hasil gulungan yg sangat kecil dan ramping. Katun dan jeans tidak bisa digulung kecil karena akan membuat pannier menggelembung besar dan membuat bobot ekstra. Bentuk pannier memang harus ramping karena untuk mengurangi hambatan dari angin.
Membawa 4 pannier plus handle bar bag yg bentuknya sama akan membuat kita kebingungan jika mencari satu benda spesifik. Karena itu, ada baiknya bedakan dengan tegas, benda apa saja yg ada didalam sana dan tidak akan dibuka sama sekali sepanjang kita gowes (kecuali tiba dihotel). Lalu benda apa saja yg akan keluar masuk beberapa kali sepanjang perjalanan.

Storage ketika masuk cargo pesawat.
Perjalanan dimulai dengan naik pesawat menuju Bali dengan membawa 2 koper besar dan 2 tas kecil, dan dari sana rencananya mulai biketrip. Di Jakarta sepeda lipat Bike Friday dipretelin semua dan dimasukan kedalam tas koper hitam besar. Jangan lupa kempeskan ban 80% dari total isinya.  Letakan sepeda lipat hati hati dikoper dengan ganjalan seperlunya agar meminimalkan kerusakan selama handling dicargo pesawat. Ini bukan rahasia lagi, ground crew dibeberapa airport kadang suka gila-gilaan melempar tas karena alasan dikejar waktu. Mana yg benar gak taulah, yg jelas jika tas itu dilempar sana sini, isinya bisa rusak semua.
Ketika check in didepan petugas ticketing, saya minta tas koper hitam isi sepeda itu diberi dokumen perlakuan khusus (bukan cuma dikasih stiker fragile). Artinya, jangan diletakan dibagian paling bawah, jangan ditekan, dan jangan dibanting. Petugas akan membuat catatan dokumen kecil yg harus ditandatangani,oleh saya pemilik tas,  kemudian tas itu akan diberi label berbeda dari tas lain yg menunjukan tas itu diperlakukan khusus.
Lalu saya membawa satu koper lagi (warna abu abu) untuk menyimpan ke empat pannier saya dan juga rak cargo belakang. Sisa pernik barang lainnya juga masuk kesana.  Kedua tas koper ini nantinya akan masuk di flight cargo. Untuk kedalam kabin, saya membawa 1 ransel daypack kecil (berisi jaket dan helm sepeda), lantas tas handle bar topeak berisi kacamata, duit, tiket, dan ipod, ikut dicangklong diatas pundak.
Catatan:  Untuk bike trip ke Bali, cargo saya over weighted dan kena charge Rp.300 ribu (dengan LION air), lalu ketika pulang pakai Garuda saya kena biaya tambahan Rp.400 ribu.

Merangkai sepeda di airport tujuan.
Begitu mendarat ditempat tujuan, carilah lebih dahulu bagian loket penitipan tas koper. Kedua tas koper ini kan perlu dititipkan disana karena tdk mungkin dibawa diatas sepeda, bukan begitu? (Di Ngurah Rai Bali, satu koper dikenai harga penitipan Rp20 ribu per hari).   Setelah loket itu ditemukan, lalu carilah pojokan yg tdk jauh dari loket tsb kira kira 5 m jauhnya, spot yg  cukup sepi dan tidak mengganggu pergerakan manusia yg lalu lalang.
Kenapa dekat loket? Karena saya pergi sendirian, maka saya harus merangkai dititik dekat dengan loket itu agar bisa mengawasi sepeda ketika koper dititipkan.  Langkah berikutnya, trolley dan tas disusun berjejer membentuk “pagar imajiner” atau clear area spy kita mempunyai ruang cukup untuk merakit sepeda kembali. Ruang itu perlu karena nanti akan cukup banyak alat tercecer disana sini dan mengundang pengunjung lain menonton kita merakit sepeda, ini soal keamanan dan kenyamanan kita merangkai sepeda.
Lokasi sepi disemua airport manapun pasti ada kok. Tinggal pintar pintar kita mencari itu. Jika takut itu dilarang, maka ada baiknya bertanya dahulu dengan petugas yg ada disana, jika diijinkan barulah buka isi koper.





























Mencari hotel tempat menginap.
Naik sepeda dengan pannier menempel didepan dan belakang membuat kita harus pilih pilih dengan tempat menginap. Jangan cari hotel yg harus dilalui menuju kamar dengan naik turun lift atau tangga. Justru hotel mewah dan besar biasanya spt itulah. Hotel kelas menengah yakni yang tidak ada kolam renangnya biasanya tidak mempunyai bangunan bertingkat. Di Bali ada banyak jenis hotel murah yg sederhana, kita harus selektif mencari hotel yg simple saja daripada kerepotan membawa sepeda dan semua barang bawaan naik dan turun. Pastikan ketika bicara di front desk meminta kamar yg letaknya dilantai bawah, jangan dilantai dua atau tiga dan empat.  Hal lainnya yg harus diperhatikan, arsitektur taman di Bali kerap ada gapura kecil yg harus naik sekian anak tangga sebelum masuk kearea kamar. Hotel spt ini juga jangan dipilih karena bakalan ribet lewat gapura kecil itu sambil membawa pannier. Pokoknya, carilah hotel yg dari jalan raya didepan lurus sampai didepan kamar tanahnya flat dan rata tanpa naik turun. Hotel sederhana spt ini biasanya letaknya ada didalam gang kecil dimana mobil dari jalan raya tidak bisa masuk kedalam. Karena letaknya didalam gang maka biasanya rate sangat masuk akal (sekitar 100 hingga 150 ribu saja, air panas, kingsize bed, tanpa AC dan tanpa TV). Hotel sederhana umumnya tidak bertingkat dan tidak punya gapura masuk yg merepotkan, dan ini lebih enak buat kalian yg sudah kecapekan riding 80 km an sebelum tiba disini.

Lokasi hotel idealnya juga tidak jauh dari tempat makan minum, dan kalo perlu jangan jauh dari warnet (jika kangen nge-net bisa langsung kesana kan). Lokasi hotel yg sepi memang pilihan, tapi biasanya agak susah mencari makan terutama jika tengah malam. Karena itu, ada baiknya mempertimbangkan posisi hotel jika bisa memilih diantara sekian hotel yg ada dilokasi tsb.  Posisi hotel juga ada baiknya jauh dari satu area spesifik yg bisa mengundang krimininalitas, misal tempat dugem, atau lokalisasi. Ambil contoh, Pasar Kembang di Jogja sudah dikenal  sbg area dekat dg lokalisasi yg disekitarnya penuh dengan hotel. Deretan hotel spt ini biasanya sangat gaduh, dan agak rawan. Jadi ada baiknya dihindari saja.
Didalam kamar hotel ketika telah check-in juga jangan membiasakan menyebar semua isi pannier disana sini. Kelompok-kan semua barang dalam satu spot yg sama. Ini untuk mencegah barang tertinggal jika besoknya akan pergi dari sana. Badan yg terlalu letih akan membuat awareness menurun drastis dan silap mata melihat satu pernik barang tertinggal misal earphones, kalung, atau jam tangan. Daripada menyesal ada barang hilang karena kelupaan, maka ada baiknya membiasakan diri menata isi pannier yg terbuka dengan rapih.

Jangan jujur bercerita.
Ini trik lawas sebetulnya dan semua org yg kerap berpergian akan tau ini. Demi menjaga keamanan sepanjang jalan, jangan pernah jujur bercerita kita akan kemana dan akan menginap dimana. Karena itu pastikan kita hapal lokasi tempat kita berada shg bisa membuat “arah tujuan palsu” jika diajak ngobrol dengan orang setempat. Lakukan dengan halus agar kita tidak melukai perasaan ybs.  Kita tidak bilang mereka jahat, tapi kita bersikap hati hati saja.
Dan terakhir perlu ditegaskan, jangan pernah meninggalkan sepeda begitu saja tanpa pengawasan. Selalu pastikan sepeda ada didekat kita atau terkunci dengan sangat baik. Daripada ada apa apa, kan lebih baik bersikap waspada.


Happy bikepacking-an.
Semoga ada teman lain yg bisa jalan jalan memakai sepeda juga antar kota dan antar pulau.  ***   hsgautama.blogspot.com

"Melali pedidi" are a local term using Balinesse language, meaning: im going anywhere i want.



No comments:

Post a Comment

PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.

Pedagang Antik dan Barang Jadoel

10 Tahun Dagang Online

10 Tahun Dagang Online

Join Grup Pemancing Fesbuk "Pasarikan", klik foto banner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...