Apa susahnya perusahaan media massa yang kakap memberi mobil/motor untuk wartawan yang bekerja didalam sana?
Teman bertanya ini kesaya satu waktu. Dia termasuk sangat jengkel kantornya tidak memberi fasilitas kendaraan kepada dirinya padahal dia termasuk "pejabat" didalam media tsb yakni setingkat redaktur dan masa kerjanya sudah diatas 5 tahun.
Nyaris tidak ada kesulitan perusahaan itu memberikan fasilitas kendaraan, itu jawaban sesungguhnya.
Semua biaya beli mobil untuk lapisan "pejabat" dimedia massa tersebut bisa ditebus dengan mudah oleh barter iklan kok. Jadi mulai dari Pemred nya, redpel, red eksekutif, terusssss sampai kelapisan redaktur dan asred (jika di media elektronik maka sama dengan: produser dan assisten produser) seharusnya punya mobil yang diberikan oleh kantor media massa itu.
Cara membarter iklan untuk membeli mobil dan motor sudah lazim dijalankan media cetak sejak jaman pers modern berlaku dinegara ini (jaman 80 an), setelah era booming media elektronik maka tradisi ini dilanjutkan. Apalagi jika media massa itu termasuk media kakap yang pembaca atau pemirsa nya termasuk besar, atau media favorit yang mempunyai pembaca/ pemirsa jutaan, maka makin mudah saja ATPM resmi menggelontorkan sekian belas mobil dan motor untuk dibarter iklan, misal selama penayangan 3 bulan dengan durasi tertentu yang disepakati, sekian ribu oplah ditiap edisi dll. Mobil atau motor itu bisa diberikan managemen kepada karyawannya dalam bentuk ikatan dinas, atau bahkan boleh dimiliki dengan cicilan tanpa DP dan tanpa bunga (alias bunga 0%). Sedangkan untuk wartawan junior yang meliput dilapangan juga bisa mendapatkan fasilitas kemudahan tanpa DP dan tanpa bunga itu dari kantornya dengan cara cara yang sama seperti diatas. Dengan adanya kendaraan ini maka terjalin ikatan "rasa syukur" dari karyawan karena perusahaan menolong dia, sebaliknya perusahaan jg diuntungkan dengan karyawan yang loyal.
Kantor media massa kelas kakap yang tidak memberikan fasilitas kendaraan kepada karyawannya merupakan perusahaan yang kikir medit, tdk menghargai karyawannya dan hanya tau mengeruk keringat anak buah.
Dia tidak mau rugi sedikitpun mementingkan nasib anak buahnya yang butuh transportasi untuk kerja dan pribadi. Spt disebut ditulisan sebelumnya (klik disini), ada perusahaan media yang memang filosofinya mengeruk keuntungan sebanyaknya dari karyawannya dan tidak sudi membuat karyawan menjadi sejahtera. Sikaryawan harus membiayai kebutuhan hidupnya sendiri, ngutang sendiri ke bank, gajinya digerogotin dengan bunga tinggi, tidak mampu menabung lagi. Karyawan itu masuk dalam lingkaran perbudakan modern yang tdk dia sadari. Carilah perusahaan yang mempunyai kesadaran mulia bahwa karyawan adalah aset, sayangi karyawannya, bantulah mereka, dan makmurkan sikaryawan. Karyawan yang tenang hatinya maka akan bekerja dengan sangat baik, bukan asal kerja "pas banderol" **** hsgautama.blogspot.com
** Tag tulisan "kantor_bahlul" adalah kumpulan dari cerita tentang printilan managerial yang sudah ancur ancuran disekitar kita, atau suasana kerja yang amburadul, mirip seperti kacaunya menghadapi orang mabok (=bahlul). Management kantor kan tidak selalu bagus hasilnya, banyak kok teman teman kerja disituasi kantor yang amburadul. Cerita disini untuk mengimbangi banyaknya tulisan lain ttg tips menjadi manager hebat, dan sebaliknya "kantor bahlul" malahan menceritakan bagaimana membuat kacau seluruh isi kantor dan anak buah kita, hehe.
No comments:
Post a Comment
PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.